Jumat, 27 Maret 2009

Gelombang Tsunami Moneter Menimpa Kapitalis Ribawi

Dengan akumulasi utang bangsa Amerika per 2007 (jumlah utang pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan rumah tangga) sebesar lebih kurang US$ 48 trilyun[1] (dengan kurs 1 US$ = Rp. 9000,- nilainya akan setara dengan kira-kira Rp. 432.000 trilyun, baca: empat ratus tiga puluh dua ribu trilyun rupiah!), secara teoritis, jika Bank Sentral Jepang dan / atau Cina dan/atau sejumlah investor lainnya (cukup salah satu saja yang beraksi, lainnya akan segera mengikuti) memutuskan menarik seluruh investasinya keluar Amerika, maka akan terjadi suatu gempa moneter yang luar biasa hebat, yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah umat manusia, di Amerika dengan episentrumnya terletak pada dua tanduk syaitannya, yaitu bursa saham dan pasar uangnya. Gempa moneter raksasa ini selanjutnya akan menimbulkan gelombang tsunami moneter yang luar biasa dahsyat yang menjalar ke seluruh penjuru dunia! (Barangkali memang layak untuk menjadikan runtuhnya menara kembar WTC sebagai simbol runtuhnya Amerika melalui kedua tanduk syaitannya, yaitu pasar uang dan pasar saham.)

Jika gempa penyebab tsunami di Samudra Hindia terjadi karena adanya patahan pada lempeng kerak bumi yang bergeser secara perlahan-lahan, maka fenomena yang sama seakan-akan tengah terjadi pada sektor moneter. Harian Kompas edisi 1 Oktober 2004 melaporkan adanya peningkatan transaksi mata uang secara global, dari US$ 1.200 milyar per hari pada 2001 (atau setara dengan US$ 1.400 milyar pada kurs dollar saat ini), menjadi US$ 1.900 milyar per hari pada 2004. Transaksi masih didominasi oleh jual beli mata uang dollar Amerika (US$), yaitu sebesar 89%. Rambatan kenaikan nilai transaksi dollar ini diperkirakan masih akan terus terjadi hingga suatu waktu, ketika muncul pemicu (seperti penarikan modal asing dari Amerika) yang mematahkan rambatan tersebut, lalu…bum…terjadi gempa moneter raksasa, dikuti dengan fenomena gelombang tsunami moneter yang menjalar ke seluruh dunia..

Sebenarnya sangat mudah bagi Allah untuk menghancurkan Amerika lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Cukuplah Allah menjadikan para investor terbesar untuk Amerika itu mencabut investasinya secara spontan. Allah buat Jepang, China dan Inggris menarik saham mereka, dan seketika itu juga Amerika akan lumpuh dan kelimpungan. Tetapi nampaknya Allah menginginkan agar kehancuran itu bukan hanya menimpa Amerika, Allah juga menghendaki agar kehancuran itu menimpa kepada semua yang terlibat dalam jaring-jaring kapitalis ribawi ini. Allah hendak menghancurkan seluruh negara yang turut menopang ekonomi kufur ini karena mereka secara terang-terangan telah menantang perang terhadap-Nya.

Dikutip dari : Buku Menanti Kehancuran Amerika dan Eropa

Karangan : Abu Fatiah Al Adnani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar